Sudah kodrat manusia untuk mendesain
kisah hidup terbaik mereka. Tapi bagaimanapun Allah punya cara untuk untuk
menjadikan jalan hidup hambanya lebih bermakna.
Masya Allah,
nda berasa sudah sembilan bulan sejak terakhir menulis di blog ini.. Nda
tau kenapa, tiba-tiba kok males ya disamping memang ada beberapa moment yang membuat
diri ini terperosok pada dasar jurang terdalam (nda usah diceritakan ya, bikin
ngilu…^^) hingga membuat tangan ini ragu bahkan hanya untuk menulis salam atau
menyapa kawan-kawan di media sosial. Tapi hari ini semangat menulis kembali
muncul, lagi-lagi tanpa alasan yang jelas. Tiba-tiba jari tergerak untuk mulai merangkai kata demi
kata, dengan harap yang dituliskan dapat memberi inspirasi bagi orang lain.
Semoga..
Kisah berlanjut setelah selesai belajar di Apgreid.
Apasih Apgreid itu…..??? Apgreid adalah lembaga training untuk melatih para
engineer yang memiliki cita-cita berkarir di industri Oil & Gas. Butuh
waktu hampir dua bulan untuk menyelesaikan pelatihan dan sekitar satu bulan
untuk menyelesaikan tugas akhir yang merupakan simulasi dari project
sesungguhnya di perusahaan kontraktor Oil & Gas atau lebih familiar disebut
perusahaan EPC (Engineering, Procurement & Construction). Uniknya di
Apgreid, sertifikat pelatihan baru akan diberikan apabila siswa sudah
menyelesaikan tugas akhir, jadi harus sabar dan ekstra rajin. Seingat saya, di
angkatan saya (PSA-58) hanya empat orang yang berhasil menyelesaikan tugas
akhir, sisanya hanya Allah yang tahu. ^^
Setelah mendapatkan sertifikat, saatnya “melempar” CV
ke perusahaan2 EPC. Saat itu semua alumni yg telah menyelesaikan tugas akhir
mendapat hak akses untuk masuk ke situs http://www.oilgascareer-guide.com/, didalamnya terdapat
tips & tricks untuk
melamar pekerjaan di perusahaan oil & gas berikut daftar nama dan alamat
perusahaan-perusahaan tersebut. Dengan dibantu oleh mas Heru (pemilik Apgreid) dalam
menyusun CV, saya merasa super pede dan yakin bahwa CV saya akan laku di
perusahaan2 EPC. Lebih dari 50 perusaan saya kirimi lamaran, dengan penuh
semangat dan keyakinan saya katakan pada diri sendiri bahwa Insya Allah saya
akan menjadi piping engineer di salah satu perusahaan EPC tersebut..
Sebulan berlalu….
Belum juga ada tanda panggilan untuk tes atau
interview…
Kekhawatiran meningkat, bedoa makin giat, sudah
sebulan lewat namun belum juga setifikat training Apgreid memberi manfaat….
Virus putus asa mulai menyerang, semangat mulai menipis dikisis oleh “iblis” pesimis.
Kegalauan muncul, membebani pikiran dan mengacaukan perasaan.
Berbagai argumentasi mulai terlintas, bisa jadi Allah
takdirkan jalan lain untuk saya. Bisa jadi memang industri oil & gas bukan
tempat yang cocok untuk saya. Apa iya Allah menyia-nyiakan ikhtiar saya?,
Astaghfirullah… Aku berlindung padaMU ya
Allah dari sifat buruk sangka terhadapMU.
Saat itu kondisi sedang tidak mendukung, karena saya
dalam kondisi menganggur. Uang tabungan pun sudah hampir habis dan hanya
tersisa untuk menghidupi diri untuk satu bulan kedepan. Mau nda mau harus kerja
apapun itu. Dan mulai saat itu saya mulai menghapus impian saya untuk berkarir
di industri oil & gas,
menguburnya dalam-dalam dan membuka pintu lebar-lebar untuk pekerjaan apa saja.
Dalam kondisi “galau” seperti itu, Allah pertemukan
saya dengan Pak M. Takwan, Presiden Direktur PT BURANGKENG MAJU TEHNIK (BMT).
Beliau meminta saya untuk menemuinya di kantor Istrinya untuk ngobrol-ngobrol,
tapi feeling saya ini adalah
interview dan ternyata benar. Bersama istrinya yang bernama Bu Lia, beliau
dengan antusias menceritakan tentang perkembangan perusahaan mereka yang sangat
pesat.
Perusahaan beliau bergerak di bidang fabrikasi baja
untuk kebutuhan tambang, saya ditawari untuk bekerja sebagai engineer di perusahaan
beliau. Saat itu saya tidak fikir panjang dan langsung menerima tawaran mereka.
Tidak ada pilihan lain saat itu, bekerja atau tak berdaya. Bayang-bayang
bekerja di perusahaan EPC sudah benar-benar hilang dari benak saya dan saat itu
saatnya saya katakan “Selamat tinggal industri oil & gas”.
Pak Takwan itu orang yang sangat baik, begitu juga
istrinya. Mereka punya visi yang sangat besar untuk membangun perusahaannya
agar lebih baik kedepan. Mereka pun tidak segan mengundang saya kerumah dan menceritakan
cita-cita besar dan seluruh harapan mereka. Saya sebagai orang yang baru
bergabung di perusahaan tersebut sempat tertegun lalu kagum, seolah-olah mereka
mengajak saya untuk mewujudkan mimpi bersama sehingga pada saat itu saya
berfikir bahwa Allah telah menunjukkan jalanNya pada saya dan saat itu juga
muncul keyakinan kalau memang di perusahaan inilah Allah takdirkan saya untuk
berkarya dan saya pun yakin pilihan Allah itu adalah yang terbaik.
Sebagai engineer saya di tempatkan di workshop. Kejutan hadir….. Ternyata workshop mereka terletak jauh dari
Jakarta. Tepatnya di desa Burangkeng, Bekasi. Huft, pergi sejauh ini
meninggalkan rumah untuk mencari nafkah memang agak berat. Namun mau bagaimana
lagi, ini adalah salah satu karunia dari Allah dan harus di syukuri. Dengan
izin Allah dan restu kedua orang tua saya pun berangkat. Bismillah…., semoga
pekerjaan ini menuai berkah.
Jarak yang jauh memaksa saya untuk tinggal di mesh, dan baru bisa pulang di setiap
akhir pekan. Di mesh saya sekali lagi merasakan hidup dalam kemandirian. Setelah
dahulu belajar hidup mandiri di kos saat masih kuliah, sekarang Allah beri
kesempatan lagi untuk belajar mandiri namun dengan suasana yang berbeda.
Di mesh
saya berkenalan dengan pribadi2 yang luar biasa. Rata-rata penghuni mesh adalah para pekerja dari luar kota
yang rela meninggalkan keluarga untuk mencari nafkah disini. Banyak kisah-kisah
menggugah dan pelajaran-pelajaran menawan yang saya dapat disana. Hari demi
hari diwarnai dengan kesederhanaan, keluhan kadang muncul namun lekas sirna
dengan suasana yang penuh keceriaan.
Suasana di desa Burangkeng begitu sepi, desa ini
terletak di ujung Selatan Bekasi berbatasan dengan Cileungsi. Dari rumah saya
di Bintaro butuh waktu sekitar 2 jam dengan kondisi lalu lintas lancar untuk
sampai disana. Hiburan di sana hanya TV dan pasar kaget yang digelar setiap
selasa malam di perumahan Mustika Grande.
Disekitar mesh hanya ada warung nasi sunda yang menjadi menu rutin
setiap hari. Apabila ingin menu lain, setidaknya harus mengendarai motor
sekitar 15 menit untuk sampai di Bekasi Timur Regency, disana selayaknya kota
kecil, banyak jajanan kaki lima, mini market, dan toko eletronik.
Suatu hari, kira-kira sekitar sepekan setelah saya
bekerja di BMT, ada email masuk dan memberitahukan bahwa saya diundang untuk
tes kerja di PT INTI KARYA PERSADA TEHNIK (IKPT).
Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin. Masya Allah ….
Email itu sungguh membuat kaget, seakan menggali
kembali lubang harapan untuk berkarir di industri Oil & Gas. Persaan campur aduk, senang campur bingung..
Senang karena akhirnya terbuka kesempatan yang telah lama tertutup, bingung
karena baru sepekan saya bekerja di BMT, dan sangat tidak sopan kalau tiba2
keluar untuk bekerja di perusahaan lain.
Tapi perasaan itu lekas sirna, karena dalam hati muncul
pertanyaan…
Apa iya bisa diterima di IKPT..??
Masuk perusahaan EPC itu nda mudah, apalagi lulusan
universitas swasta seperti saya.
Tiba-tiba diri menjadi pesimis, semangat luntur, tapi
saya bertekad untuk tetap mecoba. Test di jadwalkan dua hari setelah saya
menerima email undangan, sebenarnya terlalu singkat untuk mengulang
pelajaran-pelajaran yang saya dapat di Apgreid namun Allah maha besar, apapun
bisa terjadi atas kehendakNya. Bismillah… Dengan penuh keyakinan saya akan
datang.
Dua hari kemudian saya berada di kantor IKPT,
terletak di Jl. MT. Haryono.. Gedungnya megah, desainnya unik. Bisa menapakkan
kaki disana merupakan suatu anugerah luar biasa yang Allah berikan pada saya.
Test di jadwalkan pukul 9 pagi, saya tiba setengah jam lebih awal. Tes
berlangsung cukup lama… (prosesnya nda bisa diceritain, rasakan sendiri ya…)
dari jam 9 pagi hingga pukul 4 sore.
Pulang test hanya bisa pasrah, berharap Allah berikan
yang terbaik dari seluruh upaya ikhtiar yang telah saya upayakan. Dari gedung
IKPT langsung beranjak ke Burangkeng, kembali ke mesh untuk istirahat dan
bersiap menjalani hari-hari dengan aktivitas rutin disana.
Sepekan berlalu……
: )
Dua pekan berlalu….. : |
Tiga pekan berlalu…. : (
Belum ada tanda-tanda panggilan dari IKPT, tapi hal
tersebut tidak terlalu mengganggu karena sejak awal saya sudah pasrahkan. Jadi
keputusan apapun yang Allah tetapkan, insya Allah diterima dengan penuh
keridhoan. Pekerjaan di BMT pun makin menantang, untuk sementara saya
ditugaskan di luar ranah engineering, sejenak bergabung dengan tim khusus yang
dibentuk oleh perusahaan. Tim khusus ini memiliki tugas untuk mendesain pola
dan proses produksi permanent yang nantinya akan dijadikan acuan utama oleh
Departemen Produksi dalam setiap proses produksinya. Selain itu, hadirnya
Direktur Operasional yang baru juga menambah semangat saya untuk berkontribusi
disana, beliau masih muda, penuh semangat, visioner, namun bijaksana. Beliau
adalah menantu Pak Takwan, Nizar Arya Putra namanya.
Sebulan berlalu sejak saya tes di IKPT. Suatu siang
menjelang dhuhur, ada telepon masuk dengan nomor tak dikenal. Setelah saya
angkat, saya sedikit kaget karena lawan bicara saya berbicara dengan nada
sedikit keras. “Mas, kok sampeyan belum konfirmasi email saya sih.”. Waduh…
pertanyaan yang bikin bingung… lalu beliau menjelaskan kalau beliau adalah
Dept. Head Piping di IKPT.. dan ternyata email yang beliau kirim adalah
penawaran gaji untuk bekerja di IKPT … artinya apa……???
Artinya ALLAH KABULKAN HARAP SAYA UNTUK BEKERJA DI
IKPT……
Masya Allah… Alhamdulillah…. Sungguh ya Robb…, Engkau
adalah maha besar. Tiada daya dan upaya
kecuali atas kehendakMu.
Saat itu adalah saat-saat yang sungguh emosional..
Syukur bercampur haru. Rasa itu begitu indah, membahagiakan juga melegakan.
Seperti seseorang yang kehilangan kunci rumahnya di tumpukan jerami, lalu ia
berhasil menemukannya kembali. Harapan-harapan yang dahulu terkubur,
satu-persatu muncul menjadi cita-cita besar yang siap diwujudkan. Untuk
sebagian orang, kerja di IKPT tidak terlalu istimewa, tapi menurut saya ini
adalah anugerah Allah yang sangat besar, karena merupakan pintu gerbang bagi
saya untuk menjajaki karir professional yang saya impikan. Menjadi engineer di industri
oil & gas, dan kini mimpi tersebut Allah kabulkan.
Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, karena
kesadaranku kembali terbangun. Status saya masih sebagai karyawan di BMT dan
baru bekerja selama satu bulan lebih satu pekan. Batinku kembali berseteru,
mencari cara bagaimana caranya keluar dari BMT tanpa melukai hati pimpinan
perusahaan.
Kadang batin pun berbicara, “jangan pedulikan mereka, ini masa depanmu”, namun kadang ia berkata
“ayo tunjukkan itikad baikmu, mereka
sudah percaya padamu untuk bersama-sama membangun perusahaan”. Pertarungan
ini bagai pukulan keras yang mengenai ulu hati, membuatku tidak berdaya,
terdiam dan bingung harus melakukan apa. Namun situasi seperti ini tidak boleh berlangsung
terus menerus, karena khawatir efeknya akan seperti bola salju yang akan
menghantam diri saya dengan lebih keras nantinya.
Saya pun memberanikan diri untuk berbicara kepada
pihak perusahaan. Sebelumnya saya diskusikan terlebih dahulu dengan keluarga
dan mereka sangat mendukung saya untuk bekerja di IKPT. Mereka pun berpesan
agar berita ini disampaikan dengan hati-hati ke manajemen BMT, saya pun meng-iya-kan.
Pertama-tama informasi diterimanya saya di IKPT saya
sampaikan ke engineering Manager, mas Ari. Awalnya saya fikir beliau akan marah
namun ternyata beliau dengan kebesaran hatinya justru mensupport saya. Saya
kaget campur heran, ketakutan yang saya perkirakan justru menggapai dukungan.
Keesokan harinya saya dipanggil Pak Nizar. Ternyata
secara diam-diam, mas Ari menceritakan semua yang saya ceritakan ke Pak Nizar
dan Pak Takwan. Sampai di ruang direktur saya kembali terpesona dengan sikap
bijak dari para pimpinan BMT. Mereka telah menunjukkan kepribadian seorang
pemimpin yang sungguh luar biasa. Saya kagum dengan sikap mereka yang justru
mendukung saya. Saya merasa sangat menyesal karena kejadian ini, namun ini
adalah jalan yang telah Allah tetapkan. Jadi, walaupun menyakitkan tetap harus
dijalani. Sambil panjatkan bersyukur karena telah Allah mudahkan segala urusan,
saya turut mendoakan semoga Allah memberkahi Pak Takwan sekeluarga dan juga
mudahkan segala urusan mereka.
Sisa-sisa hari di Burangkeng begitu cepat berlalu,
tak terasa sudah dua bulan sejak pertama kali menginjakkan kaki disana dan saat
tiba waktunya untuk berpamitan. Walaupun singkat, kehidupan di tanah Burangkeng
menjadi pengalaman pribadi yang unik dan mengesankan. Ingin sekali suatu saat
kembali kesana, namun Allah belum berikan kesempatan.
2 Juli 2012, merupakan salah satu hari yang paling
bersejarah dalam hidup saya. Hari pertama saya bekerja sebagai Piping Engineer
di IKPT. Bagai seorang pejuang mimpi yang menggapai mimpinya, kebahagiaan
menyelimuti setiap langkah kaki saya. Senyum merekah, semangat mencurah, jiwa
ini bagaikan lahir kembali. Dengan mengharap terus bimbingan dari Allah, saya
siap memulai hidup baru, berkenalan dengan orang-orang baru, belajar ilmu baru,
dan mulai menyusun impian-impian baru.
Sungguh Allah maha pembuat skenario yang terbaik,
sehingga sudah sepatutnya sebagai hamba untuk menerima dengan penuh keridhoan
apapun yang ditakdirkan Allah padanya. Karena satu hal yang pasti, Allah sangat
mencintai hamba-hambaNya.
Jakarta, Nov 14, 2012